Selasa, 01 Juli 2014

Perbedaan Batu Bacan Doko Palamea Gulau Obi Majiko Fido Kembang

0896 1453 6388



Penghasil batu bacan adalah Pulau Kasiruta,kecamatan Bacan Barat yaitu Desa Palamea, Desa Doko, Desa Besori, Desa Akelamo, dan Desa Majiko
Jarak antara ketiga desa itu 3-5 km, berurutan dan bertetangga. Selama ini hanya 2 Desa yang dikenal sebagai penghasil batu bacan yaitu Desa Palamea dan Desa Doko.



Padahal batu Akelamo atau sering disebut juga batu Besori kualitasnya cukup bagus.
Batu bacan Palamea rata-rata mempunyai satu warna hijau muda cerah dan ketika sudah kristal sangat indah dilihat sehingga banyak digemari orang atau kolektor batu permata.



Sedangkan batu bacan Doko lebih beragam warnanya, yang sangat digemari hijau cincau atau biasa di sebut juga Bacan Gulau/Gulao (penampakan luar batu kehitaman tetapi disenter hijau), biru laut, warna kuning, warna kembang, warna teh, dan warna hati hiu.
Namun, ada juga batu bacan Doko yang warna dan kebeningannya mirip dengan batu bacan Palamea tetapi sulit ditemukan.



Batu bacan Doko sekarang ini juga menjadi incaran kolektor batu permata karena proses perubahan menjadi kristal/ bening sangat cepat.
Banyak sekali orang yang memiliki mata cincin batu bacan Doko cincau yang tadinya penampakan warna luarnya kehitaman, disimpan dan dipakai selama 3-4 bulan berubah warna menjadi hijau tua.



Sedangkan batu bacan Palamea ada juga yang disebut pido, karena zat kapurnya sangat tinggi.
Batu Pido yang masih bongkahan waktu disenter, bias cahaya bagus tembus sampai 3-4 cm tetapi setelah digosok menjadi mata cincin warnanya batu pucat karena batu masih muda.



Batu Pido Palamea proses Kristal/menjadi bening lebih lama dari Batu Palamea.
Tingkat kekerasan batu bacan Doko sangat tinggi dibandingkan batu bacan Palamea, ketika proses pemotongan bongkahan, batu tersebut menyala hampir seperti memotong besi.
Lokasi penambangan batu bacan biasanya terletak di belakang atau samping Desa.
Medan untuk menempuh lokasi penambangan cukup sulit karena melalui bukit, bergunung, melewati lembah dan sungai.



Selain batu bacan yang dihasilkan dari lokasi penambangan, rupanya banyak juga ditemukan batu Mangan (Mg). Para penambang menyebut nama batu Mangan adalah “ batu Angus “.